Tantangan IPNU Magetan Ke-Depan

Sebagai gambaran, IPNU adalah oraganisasi yang berada di bawah naungan NU (Badan Otonom NU) tugas IPNU adalah sebagai organisasi pengkaderan di tingkat pelajar, agar kelak menjadi kader NU yang benar-benar mengawal dan membumikan akidah Ahlussunnah wal Jamaah. Organisasi yang berdiri pada 24 Februari 1954 ini memiliki slogan, Belajar, Berjuang dan Bertakwa. Wilayah garapan IPNU pun terbatas pada pengkaderan, pengembangan dan advokasi pelajar santri, tidak sampai terlibat pada politik praktis, kecuali isu-isu tertentu yang berkaitan dengan kebijakan pendidikan. Sehingga, secara umum IPNU adalah organisasi yang dibentuk untuk mempersiapkan dan mengkader pelajar atau santri menjadi kader yang memiliki wawasan yang luas dan komitmen tinggi terhadap doktrin Alussunnah wal jamaah.

Ada tiga tantangan besar yang mesti dipikirkan,digarap dan ditindak lanjuti PC. IPNU Magetan:

Pertama, pengkaderan. Jelas agenda ini yang paling penting dan mesti dipikirkan masak-masak. Secara umum, pengkaderan IPNU di Magetan masih belum masif, terutama di kalangan pelajar yang berada di sekolah umum (selain LP Maarif). Sehingga, kader muda Nahdliyyin banyak yang dimasuki faham dan aliran lain yang ekstrim dan tidak sesuai dengan islam ala Indonesia yang membahayakan bagi keberlangsungan NU dan Indonesia kedepan.

Kedua, Advokasi. Advokasi kepada pelajar semestinya lebih ditingkatkan, kerena hal itu akan menjadi landasan dan kebutuhan pelajar dalam berkiprah dan tertarik pada IPNU. Dalam konges IPNU di PP al-Hikmah Brebes beberapa waktu lalu, ketua muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengatakan, bahwa advokasi kepada pelajar bisa dilakukan dengan banyak hal termasuk membuat semacam Kelompok Bimbingan Belajar. Hal ini penting bagi pelajar karena biasanya mereka belum cukup dengan menu yang disuguhkan di sekolah yang waktunya terbatas, apalagi jika menjelang Ujian Naional. Jika PC IPNU Magetan bisa menyelenggarakan program semacam ini, tentunya akan sangat mendukung sekali bagi proses pengkaderan dan peningkatan mutu pendidikan pelajar.

Ketiga, Media. Media sangat penting dan berpengaruh sekali untuk semua hal. Dalam konteks ke-IPNU-an, paling tidak membuat media yang islami dan berfaham Ahlussunnah wal Jamaah sebagai sarana transformasi ilmu dan komunikasi antara pelajar-pelajar. Pada wilayah ini(media), baik IPNU ataupun Banom NU lainya masih sangat kurang, sehingga banyak dimanfaatkan organisasi lain untuk merekrut kader. Media tersebut bisa disajikan berupa Buletin mingguan, Jurnal ataupun Majalah. Jika PC IPNU dan kepengurusan IPNU kebawah bisa melakukan hal ini, tentunya sangat bagus untuk memajukan roda organisasi.

Selain tiga hal diatas, ada empat prinsip yang harus dimiliki dan ditanamkan oleh kader NU, sebagaimana yang sering disampaikan Almukarrom KH. Achmad Chalwani Berjan Purworejo di berbagai kegiatan NU dan Ceramahnya, pertama, Mengenal Nahdlatul Ulama (al-Ma’rifatu bi an- Nahdlatil Ulama). Kedua, Percaya pada NU (as-Tsiqatu bi an-Nahdlatil Ulama). Ketiga, Berjuang dengan NU (al-Jihadu bi an-Nahdlatil Ulama). Keempat, Sabar dengan NU (as-Sabru bi an-Nahdlatil Ulama.)
Previous
Next Post »

1 komentar:

Click here for komentar
17 Maret 2013 pukul 18.02 ×

Nice blog! Belajar, Berjuang, Bertakwa!

Congrats bro abinadine.blogspot.com you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar
Thanks for your comment
Diberdayakan oleh Blogger.